bieNveNue suR moN bLog

Merci de visiter mon blog fiLLe
je l'espère peuvent vous aider

Minggu, 08 April 2012

EKSTRAKSI FLAVANOID


Aglikon flavonoid adalah polifenol dan karena itu mempunyai sifat kimia senyawa fenol, yaitu bersifat agak asam sehingga dapat larut dalam basa. Harus diingat, bila dibiarkan dalam larutan basa dengan oksigen banyak yang akan terurai karena mengandung banyak oksigen yang tidak tersulih atau suatu gula.
Senyawa flavonoid merupakan senyawa polar, kepolaran ini akan berbeda-beda terhadap berbagai pelarut sehingga harus diperhatikan dengan menggunakan pelarut yang sesuai kepolaran flavonoid yang akan diekstraksi. Umumnya flavonoid larut dalam pelarut-pelarut polar seperti etanol, metanol, butanol, aseton, dimetil sulfoksida, dimetilformamida, air dan lain-lain. Dalam bentuk glikosida karena adanya gula yang terikat pada flavonoid menyebabkan mudah larut dalam air, dan dengan demikian campuran pelarut diatas dengan air merupakan pelarut yang lebih baik untuk glikosidanya. Sebaliknya, aglikon yang kurang polar seperti isoflavon, flavanon dan flavon serta flavonol yang termodifikasi, cenderung lebih mudah larut dalam pelarut seperti eter dan kloroform.
Bahan segar merupakan bahan awal yang ideal untuk menganalisis flavonoid, walaupun bahan yang kering  dan tersimpan lama mungkin masih tetap memberikan hasil yang baik. Bila menggunakan bahan tumbuhan segar, setelah cuplikan dipilih untuk dianalisis maka sisanya dianjurkan agar segara secepatnya dikeringkan untuk mencegah kerja dari enzim.
Setelah menimbang sebagian bahan tumbuhan yang telah digiling, ekstraksi paling baik dilakukan dalam dua tahap; pertama dengan pelarut metanol-air (9 : 1) dan kedua dengan metanol-air (1 : 1). Ekstrak kemudian dicampur dan diuapkan hingga volumenya menjadi sepertiga volume awal, atau hampir semua metanol menguap. Ekstrak yang diperoleh dapat dibabaskan dari senyawa yang kepolarannya rendah seperti lemak, terpena, klorofil, xantofil dengan ekstraksi (dalam corong pisah) menggunakan pelarut heksan atau kloroform. Ekstraksi harus dilakukan beberapa kali dan lapisan air mengandung sebagian besar flavonoid, selanjutnya dikeringkan pada tekanan rendah (rotapavor).
Pemilihan pelarut tidak hanya tergantung pada kandungan zat aktif yang diselidiki, tetapi tergantung juga pada bagian mana substansi tersebut berada. Bila flavonoid terdapat dalam vakuola sel, umumnya bersifat hidrofilik, maka penyarian dilakukan dengan menggunakan air ataupun pelarut-pelarut alkoholik. Jika flavonoidnya terdapat dalam kloroplas maka diperlukan pelarut-pelarut nonpolar sebelum menyarian alkoholik.
Ekstraksi flavonoid seperti yang dijelaskan di atas tidak cocok untuk antosianin atau flavonoid yang kepolarannya rendah. Untuk antosian, daun segar atau bunga jangan dikeringkan tetapi segera digerus dengan NeOH yang mengandung 1% HCl pekat. Ekstraksi segera terjadi yang ditandai dengan adanya perubahan warna larutan, kromatografi atau analisis spektroskopi ekstrak dapat segera dilakukan untu mencegah hidrolsisi glikosida. Untuk simplisia yang mengandung flavonoid dengan kepolaran yang lebih rendah lagi dapat langsung diisolasi dengan merendam heksana atau eter selama beberapa menit, perlu diingat bahwa ekstrak yang diperoleh juga mengandung lemak dan lilin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar