Metode
terbaik untuk mengisolasi atau memisahkan campuran flavonoid antara lain dengan
kromatografi kertas (KKt) dan kromatografi lapis tipis (KLT). Jika menggunakan
metode KKt, kertas yang disarankan adalah kertas Whatman 3MM (46 x 57 cm) atau
yang setara. Kertas dibuat seperti gambar di bawah. Ekstrak ditotolkan
kira-kira 8 cm dari tepi lipatan pertama dan 3 cm dari lipatan kedua dengan
garis tengah 3 cm yang berpusat pada satu titik. Pengeringan bercak dibantu
dengan pengering rambut. Ekstrak yang ditotolkan dapat digunakan secara umum
yaitu dari sejumlah ekstrak yang diperoleh dari 50 – 100 mg bahan tumbuhan
kering. Elusi pertama dapat digunakan pengembang beralkohol, misalnya BAA
(n-Butanol, Asam asetat, Air = BAW) 4:1:5 atau TBA (t-BuOH:HOAc:H2O)
3:1:1. Kertas diangkat dan dikeringkan di lemari asam, bagian kromatogram yang
dilipat (a) digunting. Selanjutnya eluen kedua menggunakan pengembang, biasanya
berupa larutan dalam air seperti asam asetat 15%. Untuk antosianin disarankan
pengembang setara , biasanya BAA atau Bu/HCl dan kedua HCl 1%.
Flavonoid tidak
nampak pada kertas kromatogram, kecuali antosian (bercak jingga sampai
lembayung yang menjadi biru dengan uap ammonia), khalkon, auron dan 6-hidroksi
flavanol kuning). Karena alasan tersebut, untuk mendeteksi bercak, kromatogram
diperiksa dengan sinar UV (366 nm dan 254 nm) dan dapat diperjelas dengan uap
ammonia.
Untuk
isolasi flavonoid skala besar dapat dilakukan dengan kromatografi kolom. Pada
dasarnya, cara ini meliputi penempatan campuran flavonoid (berupa larutan) di
atas kolom yang berisi serbuk penjerap (seperti selulosa, silika, atau
poliamida), dilanjutkan dengan elusi beruntun setiap komponen memakai pelarut
yang sesuai. Kolom hanya berupa tabung kaca yang dilengkapi dengan keran pada
salah satu ujungnya dengan ukuran garis tengah berbanding panjang kolom 1:10
atau 1:30.
Mengemas
kolom dilakukan dengan hati-hati agar dihasilkan kolom yang homogen. Jika kolom
tidak memiliki kaca masir, maka dapat diganakan kaca wol atau kapas, sumbat ini
direndam dengan pengelusi yang tingginya kira-kira 10 cm. Kemasan kolom dibuat
bubur dengan pelarut yang sama, lalu dituang dengan hati-hati ke dalam kolom
tanpa terputus-putus agar tidak terbentuk lapisan. Kemasan dibiarkan turun dan
kelebihan pelarut dibiarkan turun. Jika fase diam poliamida yang digunakan maka
dianjurkan untuk mengembangkan dulu satu jam.
Selanjutnya
larutan cuplikan ditempat di atas kemasan sedemikian rupa sehingga berupa satu
pita, usahakan menggunakan pelarut sesedikit mungkin untuk memperoleh hasil
yang baik. Biarkan larutan cuplikan meresap ke dalam kemasan dengan membuka
sedikit keran dan setelah cuplikan terbuka, keran ditutup dan ditambahkan
perlahan-lahan cairan pengelusi dan dibiarkan kembali meresap ke dalam kemasan.
Memilih
kemasan kolom dapat disesuaikan dengan flavonoid yang akan diisolasi sebagai
berikut ;
1. Selulosa. Ideal
untuk pemisahan antara glikosida atau glikosida dengan aglikon dan aglikon yang
kurang polar, selulosa mikrokristal (Merck, Macherey & Nagel dan Whatman
CF-11
2. Silika. Baik
untuk aglikon yang kurang polar, misalnya isoflavon, flavanon, metil flavon dan
falavonol. Sebaiknya dicuci lebih dahulu dengan asam klorida pekat untuk
menghilangkan sesepora besi yang dapat membuat flavonoid terikat kuat pada
kemasan. Kiselgel 60, 70 – 230 mesh (merck).
3. Poliamida. Cocok untuk memisahkan flavonoid dan
glikosida. Harus dicuci terlebih dahulu dengan matanol dan air untuk
menghilangkan poliamida yang larut (dapat mengotori). Polyclar AT General Aniline and Film
Corporation), Polyponco 66D Polymer Corporation) dan Polyamida (Woelm).
4.
Gel sephadex (deret G). Digunakan
untuk memisahkan campuran, terutama berdasarkan atas ukuran molekul (mengunakan
pelarut air), molekul besar akan terelusi lebih dahulu. Sangat berguna untuk
memisahkan poliglikosida yang berbeda bobot molekulnya. Bila pengelusinya
adalah pelarut organik, gel sephadex deret G berprilaku seperti selulosa,
tetapi kapasitasnya lebih besar. Gel harus dikembang terlebih dahulu selama 12
jam dengan eluen. Jenis niaga G-10 (untuk bobot molekul 0 – 700) dan G-25
(untuk bobot molekul 100 – 1500)
5. Gel sephadex (LH-20). Dirancang untuk
menggunakan pelarut organik, dan dapat digunakan dua cara. Bahan ini
menghasilkan eluen tanpa sisa,
sangat cocok untuk pemurnian akhir aglikon flavonoid dan glikosida yang telah
diisolasi dari kertas, selulosa, silika, atau poliamida. Umumnya pelarut yang
cocok adalah MeOH, walaupun pada awalnya diperluka air untuk melarutkan
flavonoid, disini gel perlu juga dicuci dengan MeOH.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar