Flavonoid adalah golongan fenol alam
yang tersebar luas dalam tumbuhan. Menurut perkiraan , kira-kira 2% dari
seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuhan atau sekitar 1.000.000.000 ton
per tahun diubah menjadi flavonoid atau senyawa yang berkaitan dengannya.
Diduga flavonoid sudah ada di alam ini telah cukup lama, yang terdapat pada
ganggang hijau lebih 1 milyar tahun silam. Tidak ada senyawa yang begitu
menyolok seperti flavonoid yang memberi keindahan dan kesemarakan pada bunga dan
buah-buahan di alam, misalnya flavin memberi warna kuning atau jingga,
antosianin warna merah, ungu atau biru
dan secara biologis dia memainkan
peranan penting dalam proses penyerbukan pada tanaman oleh serangga. Pada
mulanya para ahli tertarik pada antosian, yang merupakan pigmen tumbuhan
flavonoid. Kemudian diketahui pula bahwa dalam buah-buahan, sayur-sayuran dan
biji-bijian mengandung berbagai jenis senyawa flavonoid. Disamping sebagai
pigmen tumbuhan, flavonoid diketahui pula berperan dalam pertumbuhan,
pertahanan diri dari serangan hama dan penyakit, tabir surya, dan sinyal kimia
untuk berkomunikasi dengan lingkungannya. Bagi manusia golongan senyawa ini
memberi manfaat yang cukup banyak seperti, antioksidan, antiinflamasi,
immunostimulan, antikanker, antivirus dan antimikroba.. Tanin yang termasuk
golongan senyawa ini telah lama digunakan sebagai penyamak kulit dan pewarna
kain. Berbagai komoditi penting seperti teh, coklat dan anggur, mutunya sangat
ditentukan oleh warna maupun rasa yang berasal dari flavonoid yang terdapat
didalamnya.
Istilah flavonid yang diberikan untuk
senyawa-senyawa fenol ini berasal dari kata flavon, yakni nama dari salah satu jenis flavonoid yang terbesar
jumlahnya dan juga lazim ditemukan .
Flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan hijau
sehingga pastilah ditemukan pada setiaap telaah ekstrak tumbuhan. Oleh karena
itu, para ilmuwan perlu kiranya untuk mengetahui cara mengenal, mengisolasi,
dan mengidentifikasi bahan alam tersebut dalam berbagai bentuk.
Asal
usul Biogenetik
Spekulasi
awal mengenai biosintesis flavonoid dijelaskan oleh Robinson (1936) mengatakan
bahwa kerangka C6 – C3 – C6. dari flavonoid berkaitan dengan kerangka C6
– C3 dari fenilpropana yang mempunyai gugus fungsi oksigen
pada para, para dan meta atau dua meta dan satu para pada cincin aromatik. Akan
tetapi, senyawa-senyawa fenilpropana, seperti asam amino fenil- alanin dan
tirosin, bukannya dianggap sebagai senyawa yang menurunkan flavonoid melainkan
hanya sebagai senyawa yang bertalian belaka.
Pola
biosintesis flavonoid pertama kali diusulkan oleh Birch, yang menjelaskan bahwa tahap pertama biosintesis flavonoid
suatu unit C6 – C3 berkombinasi dengan 3 unit C2
menghasilkan unit C6 – C3 – (C2+C2+C2).
Berdasarkan atas usul tersebut maka biosintesis dari flavonoid melalui 2 jalur
bisosintesis yaitu poliketida (asam asetat atau mevalonat) dalam membentuk
cincin A berkondensasi 3 molekul unit asetat, sedang cincin B dan tiga atom
karbon dari rantai propana berasal dari jalur fenilpropana (shikimat).
Selanjutnya, sebagai akibat dari
berbagai perubahan yang disebabkan oleh enzim, ketiga atom karbon dari rantai
propana dapat menghasilkan berbagai gugus fungsi, seperti ikatan rangkap, gugus
hidroksil, gugus karbonil dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar