Senyawa
flavonoid terdapat pada semua bagian tumbuhan tinggi, seperti bunga, daun,
ranting, buah, kayu, kulit, kayu dan akar. Akan tetapi, senyawa flavanoid
tertentu biasanya terkonsentrasi pada suatu jaringan tertentu, misalnya
antosianidin adalah zat warna dari bunga, buah dan daun.
Sebagian
besar flavonoid alam ditemukan dalam bentuk glikosida, oleh karena itu ada
baiknya diketahui bahwa secara umum, suatu glikosida adalah kombinasi antara
suatu gula dan suatu alkohol yang saling berikatan melalui ikatan glikosida.
Ikatan glikosida pada prinsipnya terbentuk apabila gugus hidoksil dari alkohol
beradisi ke gugus karbonil dari gula, sama seperti adisi alkohol ke aldehida
yang dikatalis oleh adanya asam menghasilkan asetal.
Pada
hidrolisis, glikosida terurai kembali atas komponen-komponennya menghasilkan
gula dan alkohol yang sebanding, alkohol yang dihasilkan disebut aglikon. Biasanya, sisa gula dari glikosida
flavonoid alam adalah glukosa, rhamnosa, galaktosa dan gentiobiosa, sehingga
glikosida tersebut masing-masing disebut
glukosida, rhamnosida, galaktosida dan gentiobiosida.
Flavonoid
dapat ditemukan sebagai mono, di atau tri-glikosida, dimana satu, dua atau tiga
gugus hidroksil dalam molekul flavonoid terikat oleh gula. Poliglikosida larut
dalam air dan hanya sedikit larut dalam pelarut-pelarut organik seperti eter,
benzen, kloroform dan aseton.
Untuk
membedakan aglikon dan gula yang terikat sebagai glikosida, perlu dilakukan
hidrolisis dapat dengan asam, enzim atau basa.
1. Hidrolisis dengan asam. Biasanya digunakan dengan asam klorida, gugus
gula yang terikat pada aglikon biasanya
berupa ikatan O-glikosida atau C-glikosida. Ikatan C-glikosida, sangat tahan
terhadap pengaruh asam, sehingga dapat dibedakan antara C-glikosida dengan
O-glikosida dengan melihat waktu atau lama hidrolsisinya.
Selain
kecepatan hidrolisis dengan asam dari glikosida, juga dipengaruhi oleh posisi
ikatan gula pada inti flavonoid. Gula yang berikatan pada posisi 3 dari
flavonoid akan lebih mudah dihidrolisis dibanding pada posisi 7, sedang paling
mudah dihidrolisis adalah pada posisi 5. Flavonol 3-rhamnosifuranosida kurang stabil sehingga
hidrolsis lebih cepat dibanding flavonol 3-rhamnopiranosida yang relatif lebih
stabil.
Cara baku menghidrolisis O-glikosida: Larutan
glikosida flavonoid (1mg) dihidrolisis dengan 5 ml HCl 2N : MeOH (1:1) dalam
labu alas bulat 25 ml, kemudian drefluks selama 60 menit. Uapkan dengan
rotavapour, sisanya kemudian dilarutkan dengan MeOH : H2O (1:1)
sesedikit mungkin. Selanjutnya dikromatografi kertas atau KLT-selulosa, 15%
asam asetat, hasil :
- jika telah terjadi hidrolsisi, Rf akan
menjadi lebih kecil, flavonoid tersebut adalah suatu O-glikosida, kemungkinan
kecil juga sebagai bisulfat atau C-glikosida yang ter-O-glikosida.
- Jika tidak terjadi hidrolisis, glikosida tersebut
kemungkinan adalah C-glikosida atau suatu glukoronida
- Jika
terjadi hidrolisis sebagian, glikosida tersebut mungkin glukuronida
2. Hidrolsis dengan enzim. Hidrolisis dengan
enzim, berguna untuk menentukan sifat ikatan antara gula dan flavonoid (yaitu α atau β). cara ini hanya memutuskan monosakarida khas dari
flavonoid O-glikosida. Selanjutnya
dianalisis dengan KLT, atau KGC untuk mengetahui hasil hidrolosis,
-
β-glukosidase
(emulsin), menghidrolsisi β-D-gluksodia dan xilosida, tetapi tidak menghidrolsisi
antosianidin glikosida.
- β-galaktosidase, menghidrolsisi β-D-galaktosida
- β-glikuronidase, menghidrolsisi β-D-glukuronidase
- Pektinase, menghidrolsis
α-D-poligalakturonida
dan α-L-rhamnosida
- Antosianase, menghidrolsisi
sebagian besar antosianidin glikosida
- Rhamnodiastase, memutuskan
sebagian besar oligosakarida secara utuh dari glikisda, terdapat dalam Rhamnus frangula
- Takadiastase, menghidrolsisi
naringenin 7-O-neohesperidosida.
3.
Hidrolsis dengan basa. Jarang
digunakan untuk menghidrolisis gliksodia flavonoid, tetapi digunakan untuk
memutuskan gula secara selektif dari gugus hidroksil pada posisi 7 atau 4’
serta 3-hidroksil. Keselektifan ini kebalikan dari hidrolisis dengan asam.
Hidrolsis dengan basa akan melepaskan disakarida dari 7 – hidroksil asal ikatan
antara glukosida bukan (1----2). Rutinosida akan terhidrolisis, tetapi
7-O-apiol (1----2) gluksida dan 7-O-neohesperidosida tidak terhidrolsis. Dijaga
agar tidak ada kontak dengan udara, sebab banyak flavonoid akan terurai dalam
suasana basa jika terdapat oksigen. Kebanyakan 7 – dan 4’ – O – gliksida dapat
dipecah dalam waktu 30 enit, beberapa glikosida lain memerlukan waktu dua jam.
Pemutusan gula yang terikat pada posisi 4’ secara selektif tanpa mengganggu
gula yang terikat pada posisi 7.
Cara: Larutan glikosida (10 – 30 mg) dalam 10 ml KOH 0,5%
direfluks di atas tangas air selama 30 menit dalam lingkungan N2.
Netralkan dengan HCl 2N dan selanjutnya dikromatografi kertas dengan eluen HOAc
15% untuk mengisolasi flavonoidnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar