bieNveNue suR moN bLog

Merci de visiter mon blog fiLLe
je l'espère peuvent vous aider

Kamis, 29 Maret 2012

KANAMISIN


Kanamisin didapat dari fitrat kultur streptomyces kanamyceticus. Senyawa yagn ada dalam perdagangan mengandung sekitar 98% kanamisin A. Dalam senyawa ini ada dua gula amino terikat dengan 2-desoksistreptamin melalui jembatan oksigen. Kerja antibakteri kanamisin sebanding dengan neomisin. Karena ototoksisitasnya, maka pemakaian tidak seperti dulu saat senyawa ini digunakan juga secara parenteral, pada saat ini hanya dipakai lokal pada mata. Kanamisin telah lama digunakan sebagai antituberkolosis lini-kedua untuk pengobatan tuberkolosis yang disebabkan oleh bakteri yang sudah resisten terhadap streptomisin, tetapi sejak ditemukannya amikasin dan kapreomasin yang relative kurang toksik, maka kini telah ditinggalkan.
Indikasi : Septikemia, infeksi saluran nafas, meningitis, infeksi saluran kemih yang berkomplikasi, gonore yang resisten terhadap Penisilin, antituberkulosa sekunder.
Kontra Indikasi: Hipersensitivitas.
Perhatian: Gangguan fungsi ginjal, gangguan pada kehamilan.
Interaksi obat: Neuromuskular bloker, obat-obat lain yang dapat mengakibatkan ototoksis, dan nefrotoksis, dan diuretika.
Efek Samping: Ototoksisitas & nefrotoksisitas.
Indeks Keamanan Pada Wanita Hamil: Positif ada kejadian yang berbahaya pada janin manusia, tetapi keuntungan dari penggunaan oleh wanita hamil mungkin dapat diterima walaupun berisiko. (Misalnya jika obat digunakan untuk situasi menyelamatkan nyawa atau penyakit yang serius dimana obat yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif).
Kemasan: Vial 1 gram x 10 biji.
Dosis: Dewasa, 15 mg/kg berat badan/hari. Maksimal 1,5 gram sehari dalam 2 atau 3 dosis terbagi. Dosis maksimal yang digunakan selama pengobatan : 15 gram.
Gonore : 2 gram sebagai dosis tunggal. Anak-anak : 15 mg/kg berat badan/hari atau kurang. Disuntikkan intramuskular (IM).
Preparat dagang: Kanamycin Meiji®, Kanamycin Sulphate Meiji®, Kanamycin Hexpharm®, Kanamycin Sanbe®
E. Linkomisin
Dihasilkan oleh Streptomyces linkolnensis. Khasiatnya bakteriostatik dengan sperktrum kerja lebih sempit dari pada makrilida, terutrama terhadap kumn Gram positif dan anaerob.
Indikasi: Infeksi dengan kuman anaerob, seperti Bacteroides. Berkat efek baiknya terhadap Propionibacter acnes, zat ini digunakan secara topical pada acne.
Farmakologi: Resorpsinya dari usus agak buruk. Masa paruhnya 5 jam dan distribusinya ke seluruh jaringan sama baiknya dengan kloramfenikol. Ekskresinya sebagai metabolit inaktif terutama melalui empedu dan tinja, hanya sebagian kecil melalui kemih.
Efek samping: yang sering kali terjadi adalah gangguan lambung-usus, diare, mual dan muntah, jarang reaksi alergi kulit. Lebih berat tetapi jarang adalah colitis pseudomembraneus, semacam radang usus besar yang diakibatkan oleh toksin dari kuman Clostridium difficile. Kuman ini dapat berkembang cepat karena kuman anaerob (yang bersaing) telah dimusnahkan oleh linkomisin.
Dosis: oral 3-4 dd 500 mg a.c., injeksi i.m. 1-2 dd 600 mg.
Preparat dagang: Lincocin®, Biolincom®, Ethilin®, Lincobiotic®, Lincophar®, Nichomycin®, Nolipo 500®, Percocyn®, Pritalinc®, Tismamisin®, Zencocin 500®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar