bieNveNue suR moN bLog

Merci de visiter mon blog fiLLe
je l'espère peuvent vous aider

Rabu, 28 Maret 2012

STREPTOMISIN

Streptomisin, suatu aminoglikosida, diperoleh dari Streptomyces griseus (1944). Senyawa ini berkhasiat bakterisid terhadap banyak kuman Gram-negatif dan Gram-positif. Termasuk M. tuberculosa dan beberapa M.atipis. Streptomisin khusus aktif terhadap mycobacteria ekstraseluler yang sedang membelah aktif dan pesat.
Mekanisme kerja berdasarkan penghambatan sintesa protein kuman dengan jalan pengikatan pada RNA ribosomal. Antibiotic ini toksisitas untuk organ pendengaran dan keseimbangan. Oleh karena itu, sebaiknya jangan digunakan untuk jangka waktu lama, karena efek neurotoksis terhadap saraf cranial ke-8 dapat menimbulkan ketulian permanen.
Resorpsinya di usus buruk sekali, maka hanya diberikan sebagai injeksi i.m. sejak adanya obat-obat ampuh lain, penggunaan streptomisin terhadap TBC paru telah jauh berkurang. Obat ini masih digunakan bersama dengan tiga obat lainnya untuk TBC otak yang sangat parah (meningitis).
Indikasi: Tuberkulosis, dalam bentuk kombinasi dengan obat lain,  bersama dengan doksisiklin pada pengobatan brucellosis, enterococcal endokarditis. Streptomisin saat ini semakin jarang digunakan kecuali untuk kasus resistensi.
Dosis: i.m. 1 dd 0,5-1 g tergantung dari usia (garam sulfat) selama maksimal 2 bulan. Dosis diturunkan pada pasien dengan berat badan di bawah 50 kg. konsentrasi obat dalam plasma harus diukur pada pasien dengan kerusakan ginjal dan harus digunakan secara hati-hati.
Farmakologi: Absorbsi: IM : diabsorbsi dengan baik. Distribusi: terdistribusi ke dalam cairan ekstraselular termasuk serum, absces, ascitic, perikardial, pleural, sinovial, limfatik, dan cairan peritoneal; menembus plasenta; dalam jumlah yang kecil masuk dalam  air susu ibu. Ikatan protein: 34%. T½ eliminasi: bayi baru lahir : 4-10 jam; dewasa 2-4.7 jam, waktu bertambah panjang pada kerusakan ginjal. Waktu untuk mencapai kadar puncak serum: dalam 1 jam. Ekskresi: urin ( 90% dalam bentuk obat yang tidak berubah); feses,saliva, keringat dan air mata (< 1%). Rentang terapeutik: Kadar puncak 20-30 mcg/ml;  Toxic: kadar puncak : > 50 mcg/mL.
Interaksi dengan obat lain: Meningkatkan efek/toksisitas; peningkatan/ perpanjangan efek dengan senyawa depolarisasi dan nondepolarisasi neuromuscular blocking. Penggunaan bersama dengan amfoterisin dan diuretic loop  dapat meningkatkan nefrotoksisitas.  
Pengaruh terhadap kehamilan: Meningkatkan efek/toksisitas; peningkatan/ perpanjangan efek dengan senyawa depolarisasi dan nondepolarisasi neuromuscular blocking. Penggunaan bersama dengan amfoterisin dan diuretic loop  dapat meningkatkan nefrotoksisitas.   Terhadap ibu menyusui: Streptomisin terdistribusi ke dalam air susu ibu.
Stabilitas penyimpanan: Tergantung dari produsen obat, larutan yang telah di rekonstitusi tetap stabil selama 2 – 4 minggu jika disimpan dalam refrigerator ; paparan sinar matahari menyebabkan warna larutan menjadi gelap tanpa kehilangan potensinya secara nyata.
Kontraindikasi: Hipersensitivitas terhadap streptomycin atau komponen lain dalam sediaan; kehamilan.
Efek samping: Reaksi hipersensitivitas, paraesthesia pada mulut.
Peringatan: Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan riwayat vertigo,tinnitus, hilang pendengaran, gangguan neuromuscular, atau kerusakan ginjal ; penyesuaian dosis pada pasien dengan kerusakan ginjal;aminoglikosida terkait secara signifikan dengan nefrotoksik atau  ototoksik ; reaksi ototoksik proporsional dengan jumlah obat yang diberikan dan durasi pengobatan; tinitus atau merupakan tanda dari kerusakan vestibular dan akan terjadi kerusakan irreversibel bilateral ; kerusakan ginjal biasanya reversibel.
Preparat dagang: Streptomycin Sulphate Meiji®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar