Rifampisin
merupakan serbuk kristal merah-coklat dan sangat sedikit larut dalam air dan
sedikit larut dalam alkohol. Obat ini mempunyai pKa 7,9. Larut dalam
kloroform, DMSO, etil asetat, metanol, tetrahidrofuran.
Dalam
perdagangan, rifampisin tersedia dalam bentuk serbuk steril untuk injeksi mengandung
Natrium formaldehid, sulfoksilat, natrium hidroksida yang ditambahkan untuk mengatur pH.
Dalam
perdagangan sediaan oral rifampin tersedia sebagai obat tunggal, dalam bentuk
kombinasi tetap dengan isoniazid, serta dalam kombinasi tetap dengan isoniasid
dan pirazinamid.
Rifampisin
adalah turunan semisintetik dari Rifamisin B, suatu antibiotika yang diturunkan
dari Streptomyces meditarranei.
Mekanisme
kerja: Menghambat sintesis RNA bakteri dengan
mengikat subunit beta dari DNA-dependent RNA polymerase, menghambat
transkripsi RNA.
Indikasi: Tuberkulosis, dalam kombinasi dengan obat lain, Infeksi M. Leprae,
Profilaksis meningitis meningococcal dan infeksi haemophilus influenzae,
Brucellosis, penyakit legionnaires, endocarditis dan infeksi staphylococcus
yang berat dalam kombinasi dengan obat
lain.
Kontraindikasi: Hipersensitivitas terhadap rifampisin atau komponen lain yang terdapat dalam sediaan; penggunaan bersama amprenavir,
saquinafir/rotonavir (kemungkinan dengan proease inhibitor), jaundice
(penyakit kuning)
Dosis: Oral ( Dosis IV infusi sama dengan
pemberian peroral), Terapi Tuberkulosis, Catatan : Regimen empat obat (
isoniazid, rifampisin, pirazinamid dan etambutol) lebih disukai untuk
pengobatan awal, empirik TB, Bayi dan anak-anak < 12 tahun, Terapi harian :
10 – 20 mg/kg/hari biasanya sebagai dosis tunggal (maksimal 600 mg/hari),Dewasa, terapi harian
: 10 mg/kg/hari biasanya sebagai dosis
tunggal (maksimal 600 mg/hari), Dua kali seminggu DOT (directly observed
therapy) : 10 mg/kg (maksimal 600
mg/hari) ; 3 kali/minggu : 10 mg/kg (maksimal 600 mg/hari), Infeksi
tuberkulosis latent (yang belum nampak): sebagai alternatif untuk isoniazid :
Anak-anak : 10 – 20 mg/kg/perhari (maksimal : 600 mg/hari) selama 6 bulan,
Dewasa : 10 mg/kg/hari (maksimal : 600 mg/hari) selama 4 bulan, Profilaksis H.
Influenzae (unlabeled use), Bayi dan
anak-anak : 20 mg/kg/hari tiap 24 jam selama 4 hari, tidak lebih dari 600
mg/dosis, Dewasa : 600 mg setiap 24 jam selama 4 hari,Leprosy (unlabeled use) :
dewasa : Multibacillary : 600 mg sekali sebulan selama 24 bulan dalam kombinasi
dengan ofloksasin dan minosiklin, Paucibacillary : 600 mg sekali sebulan
selama 6 bulan dalam kombinasi dengan
dapson, Lesi tunggal : 600 mg sebagai
dosis tunggal dalam kombinasi dengan ofloksasin 400 mg dan minosiklin 100 mg.
Farmakologi
: Durasi : < 24 jam,
Absorbsi : Oral : diabsorpsi dengan baik; makanan dapat mengakibatkan
penundaan absorpsi (delay) atau sedikit menurunkan kadar puncak. Distribusi : sangat lipofilik , dapat menembus sawar darah
otak (bood-brain barrier) dengan baik. Difusi
relatif dari darah ke dalam cairan serebrospinal : adekuat dengan atau tanpa inflamasi.
CSF : inflamasi meninges : 25%.
Metabolisme: Hepatik; melalui ikatan protein : 80% esirkulasi enterohepatik.
T½ eliminasi : 3-4 jam; waktu tersebut akan memanjang
pada gagal hepar; gagal ginjal terminal : 1,8-11 jam. Waktu untuk mencapai kadar puncak, serum: oral : 2-4 jam. Ekskresi : Feses (60% - 65%) dan urin (~ 30%) sebagai
obat yang tidak berubah.
Stabilitas
dan penyimpanan: Serbuk
rifampisin berwarna merah kecoklatan. Vial yang utuh harus disimpan pada suhu
kamar dan dihindarkan dari cahaya dan panas yg berlebihan. Rekonstitusi serbuk
untuk injeksi dengan SWFI; untuk injeksi larutkan dalam sejumlah volume yg tepat
dengan cairan yang kompatibel (contoh : 100 ml D5W).
Vial yang
telah direkontitusi stabil selama 24 jam pada suhu kamar.Stabilitas parenteral
admixture pada penyimpanan suhu kamar (25°C) adalah 4 jam untuk pelarut D5W dan
24 jam untuk pelarut NS.
Efek
samping : Gangguan saluran cerna seperti anoreksia, mual, muntah, diare (dilaporkan
terjadi kolitis karena penggunaan antibiotika); sakit kepala, drowsiness;
gejala berikut terjadi terutama pada terapi intermitten termasuk gelala. mirip
influenza ( dengan chills, demam, dizziness, nyeri tulang), gejala pada
respirasi (termasuk sesak nafas), kolaps dan shock, anemia hemolitik, gagal
ginjal akut, dan trombositopenia purpura; gangguan fungsi liver,
jaundice(penyakit kuning). flushing, urtikaria dan rash; efek samping lain
dilaporkan : edema, muscular weakness dan myopathy, dermatitis exfoliative,
toxic epidermal necrolysis, reaksi pemphigoid, leucopenia, eosinophilia,
gangguan menstruasi; urin, saliva dan sekresi. tubuh yang lain berwarna
orange-merah; tromboflebitis dilaporkan pada penggunaan secara infus pada
periode yang lama.
Peringatan
: Kerusakan hati (
periksa tes fungsi hati dan pemeriksaan darah pada gangguan hati,
ketergantungan alkohol, dan pada terapi dalam jangka waktu yang lama);
kerusakan ginjal (jika digunakan dosis di atas 600 mg sehari); kehamilan dan
menyusui. porfiria; Penting : pasien yang menggunakan hormon kontrasepsi
disarankan untuk menggantinya dengan
alternatif kontrasepsi lain seperti IUD, karena efek obat kontrasepsi menjadi
tidak efektif akibat adanya interaksi obat.
Preparat dagang: Corifam®, Famri®, Lanarif®, Medirif®, Merimac®, Prolung 450®, Rifabiotic®, Rifacin®, Rifampicin Hexpharm®, Rifamtibi®, Rimactane®, Rimactazid®/ Rimactazid Paed®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar